Modernis.co, Malang – Korupsi merupakan sebuah tindakan seorang pejabat yang menyalagunakan kepercayaan publik. Dalam hal mengatur keuangan yang semestinya dipergunakan untuk kepentingan bersama (fasilitas publik). Dampak buruk yang dibuat dari para koruptor bagi Indonesia mengakibatkan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi, bertambahnya angka kemiskinan dan damapak lainnya.
Pada hakikatnya korupsi itu merampas hak warga negara. Dikatakan begitu karena uang yang diambil oleh tangan-tangan koruptor yaitu uang rakyat yang seharusnya digunakan untuk melengkapi / memperbaiki fasilitas publik atau yang lain.
Mengapa di Indonesia banyak terjadi kasus korupsi? bukankah waktu pelantikan jabatan sudah ada sumpah Al-Quran. Apakah sumpah Al-Quran saat ini hanya dianggap sebagai formalitas saja? Karena banyak saat ini pejabat yang melakukan tindakan yang hina.
Bahkan beberapa waktu lalu pimpinan badan keamanan yang bergerak mengatasi korupsi pun ikut melakukan tindakan yang seharusnya ia berantas. Miris sekali, yang seharusnya dibuat menjadi panutan atau pun contoh yang baik malah menjadi contoh yang keji.
Padahal hukuman bagi para pelaku korupsi itu bukan main-main yang mulai dari di penjara beberapa tahun, membayarkan denda, penyitaan harta benda, dan masih banyak lagi. Lalu mengapa masih banyak oknum yang melakukannya?. Tapi jangan dulu membanggakan hukuman bagi para koruptor ini, karena beberapa waktu lalu juga pernah terdapat suatu kejanggalan tentang salah seorang koruptor.
Di penjara tapi penjaranya VIP, yang menjadi pertanyaan itu mengapa bisa diperlakukan seperti itu, kenapa tidak disamakan dengan tidak kejahatan yang lain? seperti pencuri atau maling, mereka dihukum dengan hukuman yang berat seperti tidur di penjara yang tanpa alas dan kadang di beberapa tempat dapat dikatakan kurang layak.
Padahal kan mereka sama sama mencuri meskipun biasanya lebih banyak nominal yang diambil dari para koruptor daripada para pencuri. Hukum yang mengatur malah diatur, hukum yang mulai melemah. Keadilan mulai jarang, kejujuran dengan mudah dihiraukan. Para pemimpin yang dihormati dan dihargai tapi mereka malah mengkhianati Memikirkan kekayaan untuk diri sendiri.
Tanpa mengerti keadaan nasib orang di luaran sana, yang dengan susah payah mencari nafkah yang juga untuk pembayaran pajak atau apapun itu dengan tujuan agar Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi dan juga untuk memenuhi fasilitas publik yang nantinya akan digunakan bersama-sama.
Di luar sana seperti di negara Cina mereka menghukum berupa hukuman mati bagi pelaku korupsi. Andai saja Indonesia menerapkan hukuman seperti itu mungkin dapat menekan terjadinya kasus korupsi, tapi itu pasti tidak mungkin ya karena kembali lagi ke pemerintah Indonesia.
Atau mungkin hukuman lain yang lebih berat dengan tujuan agar pelaku korupsi jera dan juga menakut nakuti agar orang lain tidak melakukan tindakan ini. Dan juga diiringi dengan penegakan hukum dan juga keadilan untuk menjalankan hukum.
Karena walaupun seberat apapun hukumannya jika tidak dilaksanakan dengan keadilan, kejujuran, dan membuat efek jera, ya sama saja. Mungkin mereka akan menganggap remeh sebuah hukuman tersebut.
Sekarang Indonesia bagaimana mau menjadi negara maju, kalau uang yang seharusnya bisa dibuat untuk membayar hutang hutang negara, untuk menumbuhkan ekonomi, dan juga mengurangi angka kemiskinan Tapi mereka gunakan untuk bersenang-senang.
Kita butuh orang jujur untuk menjadi pemimpin bangsa, karena sejatinya pemimpin itu contoh untuk menjadi Indonesia yang lebih baik lagi. Indonesia yang bebas dari tangan tangan koruptor. Apa orang itu tidak memikirkan hal kedepan yang akan dilalui oleh Indonesia atau bahkan orang yang melakukan korupsi itu sendiri?
Apakah ia juga tidak memikirkan bagaimana nasib orang yang sudah bersusah payah untuk membayar pajak, tapi uangnya malah disalahgunakan oleh tangan-tangan kotor, Kejam, keji, tak punya hati, bahkan tak punya peri kemanusiaan. Itu ungkapan kami untuk para koruptor di luar sana.
Oleh: Ina Sholikhah (Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang)